Wednesday 8 April 2015

Aku Cinta Kamu (2014) DVDRip



Review:
Aku Cinta Kamu adalah sebuah omnibus yang berisikan empat film pendek yang diarahkan oleh empat sutradara berbeda. Persamaan antara keempat film pendek tersebut? Seluruh film pendek yang mengisi Aku Cinta Kamu naskah ceritanya ditulis oleh Cassandra Massardi (Slank Nggak Ada Matinya, 2013) berdasarkan lagu-lagu yang ditulis oleh Satriyo Yudi Wahono – sosok yang di blantika musik Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Piyu.

Well… seperti yang mungkin dapat digambarkan banyak penonton dari judul film ini, Aku Cinta Kamu berniat untuk memberikan gambaran mengenai berbagai peristiwa besar nan dramatis yang dapat terjadi dalam kehidupan manusia akibat dipicu dari penggunaan kalimat sederhana “aku cinta kamu”. Sounds romantic? Mungkin saja. Sayangnya, kecuali Anda menganggap kedangkalan penceritaan, pengarahan yang lemah, akting yang kaku dan jauh dari meyakinkan adalah sesuatu hal yang romantis, maka Anda kemungkinan besar tidak akan menemukan satupun sentuhan romansa dalam jalan penceritaan Aku Cinta Kamu.

Aku Cinta Kamu diawali dengan segmen berjudul Firasatku yang dibintangi dan diarahkan oleh Acha Septriasa. Kisahnya bercerita mengenai pasangan Sita (Acha Septriasa) dan Randu (Rio Dewanto) yang sedang mempersiapkan pesta pernikahan mereka. Layaknya kebanyakan calon mempelai wanita di dunia, Sita menginginkan momen bersejarah dalam hidupnya tersebut berjalan lancar dan sempurna. Berbeda dengan Sita, layaknya kebanyakan calon mempelai pria di dunia, Randu justru lebih memilih untuk meneruskan kegiatan hariannya dan menyerahkan masalah pesta pernikahan tersebut sepenuhnya ke tangan Sita. Perbedaan sudut pandang ini awalnya hanya menjadi friksi kecil dalam hubungan keduanya. Namun, secara perlahan, ketidakpedulian Randu terhadap pesta pernikahannya memberikan firasat buruk pada Sita. Sebuah firasat yang kemudian terus menajam setelah Sita memergoki calon suaminya sedang berduaan dengan teman lamanya, Rani (Fanny Fabriana).

Segmen kedua, Cinta Itu Adalah, yang diarahkan oleh Fajar Nugros (Refrain, 2013) berkisah mengenai perkenalan antara seorang pemain sepakbola yang sedang menanjak namanya di Indonesia, Kim (Kim Kurniawan), dengan gadis tetangganya yang bernama Raisa (Eriska Rein). Walau Kim hanya menganggap Raisa murni sebagai seorang sahabat, namun Raisa tidak pernah merasa sungkan untuk menunjukkan bahwa ia memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap pria tampan tersebut. Suatu hari, setelah sebuah kecelakaan yang membuat dirinya mengalami kebutaan, Kim akhirnya mampu menyadari bahwa Raisa adalah satu-satunya orang yang terus setia menemani dan sekaligus peduli akan keberadaan dirinya. Di saat yang bersamaan, sebuah rahasia kelam mengenai kehidupan Raisa mulai menyeruak dan mempengaruhi hubungan keduanya.

Sutradara film Slank Nggak Ada Matinya, Fajar Bustomi, mengisi segmen penceritaan ketiga film ini dengan Sakit Hati. Kisahnya? Cukup klise. Setelah sekian lama berhubungan dengan Lisa (Pevita Pearce), Gerry (Giorgino Abraham) baru menyadari bahwa gadis yang begitu ia cintai tersebut ternyata memiliki kepribadian yang begitu berbeda dari apa yang ia tunjukkan selama ini. Merasa dikhianati, Gerry akhirnya memilih untuk meninggalkan Lisa dan lebih berfokus pada kehidupan pribadinya. Dengan bakatnya sebagai seorang penyanyi sekaligus penulis lagu, Gerry menumpahkan rasa sakit hatinya melalui lagu-lagu yang ia tulis dan nyanyikan. Dewi Fortuna kemudian datang menghampiri Gery ketika seorang produser terkenal datang dan berminat untuk menjadikan Gerry sebagai bintangnya. Can you guess the rest of this story?

Segmen terakhir dalam Aku Cinta Kamu yang berjudul Jernih diarahkan oleh… Piyu! Yep. Berbeda dengan ketiga segmen lainnya yang bernuansa drama, Jernih adalah sebuah penceritaan komedi yang berkisah mengenai pertemuan tidak disengaja antara seorang penjual barang bajakan bernama Tora (Dimas Anggara) dengan seorang wanita cantik dan elegan bernama Elena (Manohara Odelia). Meski awalnya tidak pernah berharap akan bertemu kembali dengan Elena, namun sebuah telepon kemudian memberitahukan Tora bahwa barang yang ia bawa telah tertukar dengan barang Elena dalam pertemuan pertama mereka dan gadis itu membutuhkan barang itu kembali. Tora jelas melihat pertemuan kedua tersebut sebagai peluang untuk mendekati Elena. Sayangnya, Elena adalah tunangan dari pimpinan organisasi masyarakat yang sering berlaku layaknya mafia bernama Haji Jo’e (Joehana Sutisna). Tidak ingin tunangannya dilirik oleh pria lain yang lebih muda, Haji Jo’e menugaskan anak buahnya untuk mengawasi gerak-gerik Elena sekaligus menyingkirkan siapapun yang berniat untuk merebut Elena dari tangannya.







0 comments:

Post a Comment